Memimpin dalam Kebenaran
Sebelum menjadi kepala keluarga, penting untuk menjadikan Firman Tuhan sebagai dasar kehidupan keluarga. Tanpa pemahaman Firman, sulit bagi kepala keluarga dalam memimpin. Firman Tuhan harus menjadi pelita yang menerangi perjalanan hidup keluarga.
Ayah perlu memahami dan menerapkan Firman Tuhan agar dapat membimbing keluarga sesuai kehendak Tuhan. Ketika keluarga hidup dalam kebenaran Firman Tuhan, penyertaan dan berkat Tuhan akan nyata. Berkat Tuhan itu ada dua, yaitu damai dan sejahtera.
Kedamaian menjadi sumber sukacita dalam keluarga, karena mencakup kasih sayang, rasa aman, dan kenyamanan. Jika keluargamu belum dipenuhi damai, evaluasi apakah kepemimpinanmu sudah sesuai dengan Firman Tuhan atau belum.
Sejahtera berarti keluargamu tidak mengalami kekurangan dalam sandang, pangan, dan papan. Tuhan tidak akan membiarkan anak-anak-Nya terpuruk dalam kekurangan, karena sejahtera adalah hasil dari kita mengikuti Tuhan.
Tuhan mengajarkan kita untuk menabung saat berkelimpahan, agar kita tetap hidup layak saat masa sukar datang (Amsal 6:6-8). Selain itu, Tuhan juga memberikan petunjuk tentang cara-cara untuk hidup sejahtera. Apakah kamu sudah menjalankan perintah tersebut, sehingga hidup keluargamu tidak kekurangan?
Belajar Firman Tuhan Bersama Keluarga
Salah satu cara memimpin keluarga dalam kebenaran adalah dengan belajar Firman Tuhan bersama. Banyak orang berpikir bahwa belajar Firman dalam keluarga hanya perlu dilakukan oleh pendeta atau orang penting lainnya di gereja. Ini jelas merupakan pemikiran yang salah.
Bagaimana mungkin sebuah keluarga bisa hidup menurut Firman Tuhan secara utuh jika tidak belajar Firman bersama di dalam keluarga? Parahnya, banyak orang hanya mengandalkan persekutuan gereja yang dilakukan satu atau dua kali seminggu, padahal itu sangat kurang.
Semakin paham kebenaran, sebuah keluarga akan semakin hidup dalam damai dan sejahtera di dalam Kristus. Tentu saja, memahami kebenaran saja tidak cukup jika tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pimpinlah keluargamu dalam kebenaran Firman Tuhan, maka kamu dan keluargamu akan mengalami berkat damai dan sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus.
Mengasihi Keluarga dengan Kasih Kristus
"Suami, kasihilah istrimu, sebagaimana Kristus telah mengasihi gereja dan telah menyerahkan diri-Nya baginya."
- Efesus 5:25
Tuhan mengingatkan kita bahwa suami harus mengasihi istrinya, seperti Kristus mengasihi jemaat dan menyerahkan diri-Nya untuk jemaat. Kasih ini bukan hanya tentang tindakan fisik, tetapi juga tentang kasih yang tidak egois, penuh pengorbanan, dan sabar.
Seorang ayah yang berkenan di hadapan Tuhan akan memprioritaskan kasih kepada keluarganya, baik dalam kata-kata maupun tindakan, serta meneladani Kristus dalam setiap aspek kehidupannya.
Sering kali, seorang anak tidak mengalami kasih Kristus dalam keluarganya, sehingga mereka mencari kasih yang lain di luar sana. Ini sangat berbahaya jika anak atau istri merasa lebih nyaman ketika tidak bersama ayah, karena dampaknya bisa sangat mengerikan.
Seorang ayah harus memancarkan kasih Kristus dalam kehidupannya agar keluarga terus hidup dalam kasih Kristus.
Mengajarkan Firman Tuhan kepada Anak
Sering kali, orang tua salah paham tentang pendidikan rohani anak, dengan menyerahkan tanggung jawab ini sepenuhnya kepada gereja atau guru sekolah Minggu. Padahal, pendidikan rohani adalah tanggung jawab utama orang tua, terutama ayah.
Ayah memiliki peran penting dalam mengajarkan Firman Tuhan, karena anak cenderung lebih mendengarkan ayah. Sebagai pemimpin keluarga, ayah harus menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan yang mencerminkan Kristus. Firman Tuhan menegaskan:
"Dan kamu, bapak-bapak, janganlah membangkitkan amarah anak-anakmu, tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan."
- Efesus 6:4
Seorang ayah yang memahami dan menerapkan Firman Tuhan akan membimbing anak dalam kebenaran. Sebaliknya, ayah yang tidak memahami Firman Tuhan gagal memberikan dasar iman yang kuat bagi anak, sehingga anak mudah terpengaruh nilai dunia.
Jika ayahmu dulu gagal mengajarkan Firman Tuhan, jadikan itu motivasi untuk tidak mengulanginya. Jadilah teladan yang baik, karena anak akan menghormati ayah yang mengajarkan dan menjalankan kebenaran. Jangan menuntut hormat tanpa memberikan teladan.
Ingatlah, karakter anak dibentuk oleh keluarga yang dipimpin dengan hikmat dan kasih berdasarkan Firman Tuhan. Sebagai pemimpin keluarga, jadilah pemimpin yang berhasil membimbing anak menjadi pribadi yang serupa dengan Kristus.
Mengutamakan Doa dan Kehadiran Tuhan dalam Keluarga
Apakah keluargamu memiliki mezbah doa? Apakah keluargamu selalu mengharapkan kehadiran Tuhan dalam setiap situasi, atau hanya menjadikan Tuhan sebagai simbol dan tempat meminta-minta?
Mezbah doa dalam keluarga sangat penting. Kepala keluarga harus memiliki inisiatif untuk membangun mezbah doa, karena melalui doa, menunjukkan bahwa kita selalu mengharapkan kehadiran Tuhan dalam setiap langkah kehidupan keluarga.
Jika kamu tidak membangun mezbah doa dalam keluarga, maka itu menunjukkan keluargamu belum sepenuhnya percaya dan bergantung pada Tuhan.
Kamu pasti menginginkan kehadiran Tuhan selalu ada dalam keluargamu, maka doa harus menjadi salah satu fondasi utama dalam kehidupan keluarga, seperti yang tertulis dalam Yeremia 29:12-13.
Ayah yang Bertanggung jawab
Jika di perusahaan ada CEO yang bertanggung jawab atas segala hal di kantor, maka dalam keluarga memiliki ayah yang tanggung jawab atas segala hal yang ada di dalam keluarga.
Ketika istrimu sering mengomel, kamu memiliki tanggung jawab untuk menghentikan omelannya dengan kasih. Begitu juga ketika istri atau anakmu melakukan kesalahan, kamu memiliki tanggung jawab untuk menegur dan menuntunnya ke jalan yang benar. Semua tanggung jawab dalam keluarga ada pada kepala keluarga.
Banyak keluarga yang gagal karena ayah tidak berhasil membawa keluarganya semakin dekat kepada Tuhan. Jangan sampai hal ini terjadi pada keluargamu.
Ingat, semua yang terjadi dalam keluarga adalah tanggung jawab seorang ayah.
Jangan melempar tanggung jawab keluarga kepada orang lain, karena kamulah pemimpinnya. Kamu yang harus mengayomi, melindungi, mencukupi, dan menjadi teladan dalam keluarga. Sedangkan istri adalah penolongmu dalam memikul tanggung jawab itu. Ingat, istrimu adalah penolong, bukan penanggung (Kejadian 2:18).
Kiranya Damai Sejahtera yang berasal dari Tuhan Yesus Kristus selalu menyertai keluargamu. Amin.
Penulis : Noldi Krisandi