
Shalom, saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Dalam renungan kali ini, kita akan membahas tentang makna Salib Yesus bagi kehidupan manusia.
Salib Yesus adalah lambang pengorbanan besar Tuhan Yesus di kayu salib. Pengorbanan ini bertujuan untuk menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa.
Melalui Salib Yesus, kita diajarkan makna pengorbanan sejati, sebuah pemberian hidup yang memungkinkan manusia yang penuh dosa menjadi berkenan di hadapan Allah.
Pengorbanan yang Membawa Keselamatan
Kematian di kayu salib merupakan puncak pengorbanan Tuhan Yesus bagi umat manusia. Yesus, yang sejatinya adalah Tuhan dengan kenyamanan luar biasa di sorga, rela datang ke dunia dalam rupa manusia. Dia hidup menderita bersama manusia di bumi demi tujuan yang mulia.
Kita sering kagum melihat pemimpin seperti presiden atau kepala daerah yang terjun langsung ke masyarakat untuk menyelesaikan masalah. Dengan turun ke lapangan, mereka benar-benar memahami kebutuhan rakyatnya. Tindakan ini menunjukkan betapa pentingnya pemimpin yang hadir di tengah-tengah masyarakat.
Tuhan Yesus melakukan hal yang lebih luar biasa lagi. Dia turun dari takhta kemuliaan-Nya di sorga untuk datang langsung ke tengah-tengah manusia. Tidak hanya untuk mengajarkan perintah Tuhan, tetapi Yesus rela menderita dan mati di kayu salib. Semua ini dilakukan agar kita, umat manusia, dapat diselamatkan dari dosa yang membelenggu kehidupan kita.
Oleh karena itu, makna salib Yesus adalah pengorbanan yang membawa keselamatan. Pengorbanan-Nya tidak hanya menyelamatkan kita dari dosa, tetapi juga memberikan harapan baru bagi kehidupan yang lebih baik.
Kasih yang Mengalahkan Dosa
"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah"
- 2 Korintus 5:21
Yesus adalah pribadi yang tidak mengenal dosa, namun Dia rela menjadi dosa untuk menebus umat manusia, agar kita dapat dibenarkan di hadapan Allah. Konsep ini mungkin sulit dipahami, tetapi saya akan mencoba menjelaskannya dengan cara yang lebih sederhana.
Anggaplah dosa itu sebagai sebuah sampah. Tuhan Yesus tidak pernah membuat sampah, tetapi manusia dipenuhi dengan sampah tersebut. Kemudian, Tuhan Yesus diubah menjadi sampah itu, agar kita terbebas dari sampah. Sekarang, mari ubah kata "sampah" menjadi "dosa". Begitulah kira-kira gambaran dari 2 Korintus 5:21.
Untuk lebih jelasnya, narasinya adalah sebagai berikut: Tuhan Yesus tidak pernah membuat dosa, namun manusia dipenuhi oleh dosa. Tuhan Yesus kemudian diubah menjadi dosa, agar manusia bisa terbebas dari dosa tersebut.
Bayangkan Tuhan Yesus yang sempurna, diubah menjadi dosa untuk menebus dosa kita. Ini adalah bukti nyata bahwa kasih Allah lebih besar dari dosa manusia. Pengorbanan Yesus mengingatkan kita bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni.
Kasih Yesus di kayu salib memulihkan hubungan kita dengan Allah dan menunjukkan bahwa kasih mengalahkan dosa.
Karena itu, sangat wajar jika Yesus mengajarkan agar semua orang yang percaya kepada-Nya untuk mengampuni sesama. Kasih yang lebih besar daripada dosa harus tercermin dalam sikap kita terhadap orang lain.
Jadi, jika kamu belum mengampuni kesalahan orang lain, artinya kamu belum sepenuhnya percaya kepada Yesus. Jika Allah telah mengampuni kita, maka kita juga dipanggil untuk mengampuni orang lain (Matius 6:14-15).
Melalui pengorbanan Tuhan Yesus, kita dipanggil untuk mengasihi semua orang. Inilah makna sejati dari salib Yesus: Kasih yang Mengalahkan Dosa.
Panggilan untuk Mengasihi Sesama
"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
- Yohanes 13:34-35
Melalui salib Yesus, Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada manusia yang penuh dosa. Yesus mengajarkan kita untuk saling mengasihi, tidak hanya kepada sesama orang percaya, tetapi juga kepada semua manusia, bahkan kepada musuh kita.
Mengasihi sesama adalah jati diri murid Yesus. Tuhan Yesus tidak hanya mengajarkan kita untuk mengasihi sesama murid-Nya, tetapi juga memerintahkan kita untuk mengasihi seluruh umat manusia, termasuk mereka yang mungkin kita anggap musuh.
Mengasihi orang yang mengasihi kita tentu terasa lebih mudah, tetapi mengasihi mereka yang tidak kita sukai adalah tantangan besar. Inilah yang menjadi panggilan nyata bagi setiap murid Yesus.
Sebenarnya, dalam pandangan Tuhan, tidak ada musuh atau orang yang tidak disukai, karena setiap manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Semua orang berharga di mata-Nya.
Ketika kita menolak untuk mengasihi orang lain, kita sebenarnya sedang menolak untuk mengasihi Allah. Itulah sebabnya Yesus mengaitkan hukum kasih kepada sesama dengan hukum mengasihi Allah (Matius 22:37-40).
Dengan demikian, panggilan untuk saling mengasihi adalah inti dari makna salib Yesus. Kasih yang tanpa syarat dan tak terbatas yang ditunjukkan-Nya di kayu salib harus menjadi contoh bagi kita dalam mengasihi sesama.
Hidup yang Penuh Perjuangan dan Pengharapan
Tuhan Yesus adalah pahlawan sejati dalam iman Kristen. Dia meninggalkan kehidupan nyaman di sorga untuk datang ke dunia, mengajarkan manusia tentang Firman Allah yang benar, dan bahkan rela mati di kayu salib untuk melayakkan kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Tanpa penebusan yang dilakukan oleh Yesus, kita tidak layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, meskipun kita berusaha melakukan banyak kebaikan. Semua itu hanya mungkin karena pengorbanan-Nya.
Pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib memberi kita pengharapan untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga bersama-Nya. Yesus bahkan naik ke sorga untuk menyiapkan tempat bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya (Yohanes 14:2-3).
Tugas kita sekarang sangat jelas, yaitu berusaha hidup serupa dengan Yesus, agar kita bisa menjadi murid-Nya yang sejati, bukan hanya merasa menjadi murid Yesus (Matius 5:48).
Hidup yang penuh perjuangan dan pengharapan adalah makna yang mendalam dari Salib Yesus. Kita dipanggil untuk berjuang hidup sesuai dengan ajaran-Nya, dengan pengharapan yang jelas, yaitu untuk mendapat upah di Kerajaan Sorga (Yohanes 8:31).
Memahami makna Salib Yesus sebagai Pengorbanan yang Membawa Keselamatan, Kasih yang Mengalahkan Dosa, Panggilan untuk Mengasihi Sesama, dan Hidup yang Penuh Perjuangan dan Pengharapan membantu kita untuk lebih mengerti maksud Tuhan dalam hidup kita.
Salib Yesus bukan sekadar sebuah pajangan, tetapi simbol yang penuh makna dan arti yang sangat dalam. Semoga renungan ini menjadi berkat bagi kita semua, dan agar Nama Yesus senantiasa dipermuliakan dalam kehidupan kita.
Terpujilah Yesus, dan diberkatilah kita dengan FirmanNya. Amin.
Penulis : Noldi Krisandi