Mengerti Maksud Tuhan dalam Kesesakan

Penulis: Noldi Krisandi

Salib Yesus di padang rumput berbukit membuat kita mengerti maksud Tuhan dalam kesesakan

Dalam menjalani kehidupan ini, kita pasti pernah menghadapi kesesakan. Tidak jarang kita bertanya, "Kenapa Tuhan mengizinkan saya mengalami kesesakan?" Bahkan, sebagian orang sering kali menyalahkan Tuhan atas kesesakan yang mereka alami.

Saya sering mendengar khotbah dari pendeta yang mengatakan bahwa kesesakan adalah bagian dari pencobaan.

Awalnya, saya 100% percaya pada hal ini. Namun, ketika saya membaca Alkitab lebih mendalam dan mempelajari Firman Tuhan, saya menyadari bahwa pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Sering kali, manusia menyalahkan Tuhan atas kesesakan yang mereka alami. Padahal, Tuhan tidak pernah merencanakan kesesakan itu untuk mereka.

Tuhan selalu memiliki rencana yang baik bagi setiap manusia, dan kesesakan yang kita alami mungkin saja terjadi karena pilihan atau konsekuensi dari tindakan kita sendiri.

Kesesakan yang Bukan Berasal dari Tuhan

Ada seorang pemalas yang hidup dalam kemiskinan dan marah kepada Tuhan. Dia berkata, "Tuhan, kenapa Engkau membuat aku miskin, sedangkan orang lain kaya dan hidup bahagia. Sementara aku hidup terpuruk dalam kemiskinan."

Bagaimana pendapatmu tentang orang ini? Apakah dia benar atau salah? (Jawab dalam hati.)

"Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk berbaring" — maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata."
- Amsal 6:9-11

Tuhan mengajarkan kita untuk tidak menjadi pemalas agar terhindar dari kemiskinan.

Ketika kita mengalami kesesakan akibat kemalasan, itu bukanlah cobaan dari Tuhan, melainkan hasil dari kebebalan kita yang tidak mengikuti Firman Tuhan.

Sangat jelas bahwa Firman Tuhan menentang kemalasan yang menyebabkan kemiskinan.

Sama halnya dengan sakit penyakit. Jangan terburu-buru menyalahkan Tuhan atau menganggapnya sebagai cobaan dari-Nya.

Saya sering mendengar doa-doa untuk orang sakit agar mereka kuat menghadapi cobaan dari Tuhan. Namun, mari kita renungkan, apakah Tuhan merancangkan penyakit untuk manusia?

Sering kali, penyakit muncul karena kelalaian kita menjaga kesehatan. Padahal, menjaga kesehatan adalah tanggung jawab kita, bukan tanggung jawab Tuhan.

Sebagai contoh, ada seseorang yang menderita diabetes karena kebiasaan mengonsumsi gula secara berlebihan. Meski telah diingatkan oleh tenaga kesehatan dan orang-orang di sekitarnya, ia tetap mempertahankan pola hidup tidak sehat.

Ketika penyakitnya memburuk dan harus diamputasi, dia menyalahkan Tuhan. Ironisnya, seorang pendeta berkata, "Sabar ya, itu adalah cobaan dari Tuhan, pasti ada maksud-Nya." Namun, Firman Tuhan tidak pernah mengajarkan bahwa kesesakan semacam ini berasal dari Tuhan.

Sama halnya ketika kamu terserang flu. Sebelum menyalahkan Tuhan, periksalah apakah flu itu disebabkan oleh kelalaianmu menjaga kesehatan.

Jika benar demikian, berdoalah dan bertobatlah, karena menjaga kesehatan adalah bagian dari mengasihi Tuhan (1 Korintus 6:19-20).

Sebuah ironi lainnya adalah ketika seseorang merasa dicobai oleh Tuhan karena tidak memiliki tabungan yang cukup untuk keluarganya. Meski sudah bekerja keras dan menjaga kesehatan, ia tetap hidup dalam kekurangan.

"Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya, atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen."
- Amsal 6:6-8

Tuhan mengajarkan kita untuk bijaksana dalam mengelola keuangan dan aset. Kita belajar bahwa perencanaan dan pengelolaan yang baik dapat mencegah kesesakan.

Banyak kesesakan yang terjadi bukan berasal dari Tuhan, melainkan dari kesalahan manusia sendiri. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan adalah tugasmu, bukan tugas Tuhan.

Begitu pula dalam hal keuangan, jika kamu mengalami kekurangan, tanyakan pada dirimu sendiri: apakah itu karena kemalasan atau karena kurangnya keterampilan dalam mengelola uang dan aset? Jika jawabannya ya, maka kesesakan itu adalah hasil dari kesalahanmu sendiri.

Mulai sekarang, hiduplah dengan lebih sehat, rajin, dan terus belajar untuk mengelola keuangan serta asetmu. Ini bukan hanya perintah Tuhan, tetapi juga cara agar kamu terhindar dari kesesakan akibat kesalahanmu sendiri.

Kesesakan Karena Izin Tuhan, Bukan Rancangan Tuhan

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
- Yeremia 29:11

Ada seorang tokoh dalam Alkitab yang mengalami kesesakan bukan karena rancangan Tuhan, melainkan karena izin Tuhan.

Penting untuk diingat bahwa rancangan Tuhan adalah damai sejahtera, bukan kecelakaan.

Ayub adalah contoh nyata dalam Alkitab. Ia mengalami berbagai pencobaan bukan karena rancangan Tuhan, tetapi karena iblis yang memintakan izin kepada Tuhan untuk mencobai Ayub.

Yang perlu diperhatikan adalah Tuhan tetap memberi batasan kepada iblis dalam mencobai Ayub, seperti yang dicatat dalam Ayub 1:6-12.

Ayub 1:9-12Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati, dan ternaknya telah berkembang biak di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.

Dari ayat di atas, terlihat bahwa Tuhan melindungi dan memberkati orang yang berkenan kepada-Nya, termasuk Ayub. Namun, iblis meminta izin kepada Tuhan untuk mencobai Ayub.

Tuhan tidak secara langsung mencobai Ayub, tetapi mengizinkan iblis untuk melakukannya dengan satu batasan: iblis tidak boleh menyentuh tubuh Ayub.

Meski iblis mencobai Ayub dengan mengambil semua miliknya, Ayub tetap setia dan tidak mengutuki Tuhan. Kemudian, iblis meminta izin lagi kepada Tuhan untuk mencobai tubuh Ayub, seperti yang tercatat dalam Ayub 2:4-6:

Ayub 2:4-6Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."

Tuhan mengizinkan iblis menjamah tubuh Ayub, tetapi tetap dengan batasan: iblis tidak boleh mengambil nyawanya.

Dalam pencobaan ini, Ayub tetap setia dan berhasil melalui semua ujian. Pada akhirnya, Tuhan memulihkan keadaan Ayub dan memberkati dia dengan dua kali lipat dari apa yang sebelumnya dimilikinya.

Kisah Ayub mengajarkan kita bahwa kesesakan yang diizinkan Tuhan tidak dimaksudkan untuk mencelakakan, tetapi untuk menunjukkan kesetiaan dan ketaatan kita kepada-Nya.

Ayub menderita dalam kesesakan bukan karena cobaan dari Tuhan, melainkan cobaan dari iblis atas izin Tuhan.

Kesesakan Bukan Berasal dari Tuhan

"Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya."
- Yakobus 1:13-14

Tuhan tidak pernah merencanakan kesesakan kepada manusia. Ketika manusia mengalami kesesakan, hal itu disebabkan oleh dua hal, yaitu karena kesalahan manusia itu sendiri, atau cobaan yang diberikan oleh iblis atas izin Tuhan.

Lalu, bagaimana dengan kesesakan yang dialami oleh para penginjil? Hal ini dibahas lebih detail dalam artikel lain di website ini. Namun, pada dasarnya, kesesakan yang dialami penginjil termasuk dalam kategori Kesesakan Karena Izin Tuhan, bukan karena rancangan Tuhan.

Untuk memahami maksud Tuhan dalam kesesakan yang kita alami, kita harus terlebih dahulu mencari tahu penyebab kesesakan tersebut.

Jika kesesakan itu disebabkan oleh kesalahan kita sendiri, maka maksud Tuhan jelas: agar kita kembali membaca, merenungkan, dan melakukan Firman Tuhan supaya tidak lagi mengalami kesesakan yang sama.

Namun, jika kesesakan itu terjadi karena izin Tuhan, maksudnya adalah untuk menguji seberapa besar iman kita kepada-Nya.

Kiranya melalui renungan ini kita semakin memahami maksud Tuhan dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Penulis : Noldi Krisandi

Renungan Kasih dan Damai Sejahtera

salib mejadi simbol pentingnya mengasihi diri sendiri

Pentingnya Mengasihi Diri Sendiri

Ketika kita berhasil mengasihi diri sendiri maka kita akan berhasil mengasihi sesama manusia dan selalu hidup dalam damai.

salib di padang rumput mejadi simbol pentingnya Menjadi Pribadi Penuh Damai

Menjadi Pribadi Penuh Damai

Semua orang mencari kedamain, tetapi hanya sedikit yang mau menjadi sumber damai. Mari menjadi pribadi yang membawa kedamaian.

seseorang yang mendapatkan berkat kesejahteraan dari Tuhan

Selalu Hidup dalam Kesejahteraan

Siapa sih yang tidak ingin hidup sejahtera, mari belajar dari Firman Tuhan bagaimana cara untuk selalu hidup dalam kesejahteraan.

sekumpulan orang yang memandang salib agar dapat memberi karena kasih

Memberi karena Kasih

Memberi karena kasih bukan karena gengsi atau untuk investasi, memberi untuk kemuliaan Tuhan bukan untuk dimuliakan Tuhan.


Renungan Keluarga Kristen

Gambar 1

Menjadi Ayah yang Berkenan

Sukses menjadi ayah yang berkenan di hadapan Tuhan sehingga bisa menjadi teladan dalam keluarga yang diberkati Tuhan.

Gambar 2

Menjadi Ibu yang Berkenan

Belajar menjadi ibu yang berkenan di hadapan Tuhan, karena kedamaian dalam keluarga berasal dari seorang ibu yang berkenan dihadapan Tuhan.

Gambar 3

Menjadi Anak yang Berkenan

Pentingnya menjadi anak yang berkenan di hadapan Tuhan dan orang tua sehingga hidup kita penuh damai dan sejahtera.

Gambar 4

Orang Tua Sebagai Teladan

Orang tua harus menjadi teladan bagi anak, karena anak adalah citra dari orang tua itu sendiri | Pentingnya perkenanan Tuhan


Renungan Mengerti Maksud Tuhan

Gambar 1

Makna Salib Yesus bagi Manusia

mengerti makna salib Yesus dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hidup kita selalu berkenan di hadapan Tuhan dan menjadi berkat.

Gambar 2

Tujuan Manusia Diciptakan

Mengerti tujuan Tuhan menciptakan manusia, sehingga hidup kita sesuai dengan rancangan Tuhan yang penuh Damai Sejahtera.

Gambar 3

Maksud Tuhan dalam Kesesakan

Intropeksi diri apakah kesesakan yang kita alami karena rancangan Tuhan atau kesalahan kita, sehingga dapat menemukan maksud Tuhan.

Gambar 4

Berkat Sesungguhnya dari Tuhan

Mengerti berkat sesungguhnya yang diberikan Tuhan || Semua berkat dari Tuhan menciptakan Kedamaian dan Kesejahteraan.