
Mari kita berdoa
Tuhan yang penuh kasih, ajarlah aku untuk melihat diriku seperti Engkau melihatku. Tolong aku untuk mengasihi diriku sebagaimana Engkau mengasihiku, sehingga aku dapat menjadi berkat bagi sesamaku. Amin.
Shalom saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus.
Pernahkah terbesit dalam pikiran kita bahwa mengasihi adalah identitas orang Kristen. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri. Matius 22:39
Ada satu pertanyaan klasik "Bagaimana kita bisa mengasihi orang lain jika kita tidak bisa mengasihi diri sendiri?" Hal ini akan menjadi renungan kita saat ini.
Kejadian 1:27 mengajarkan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Hal ini berarti, jika kita mengasihi Allah, kita juga seharusnya mengasihi diri sendiri. Karena setiap orang diciptakan sesuai gambar Allah, mengasihi Allah juga berarti mengasihi sesama.
Namun, penting untuk membedakan antara mengasihi diri sendiri dan mengasihani diri sendiri. Hidup kita sangat berharga, sehingga kita tidak perlu merasa dikasihani. Mengasihi diri sendiri bukan berarti memanjakan diri atau merendahkan diri, tetapi lebih kepada menerima dengan penuh syukur segala kelebihan dan kekurangan yang telah Tuhan berikan kepada kita. Sikap inilah yang memungkinkan kita untuk mengasihi orang lain dengan tulus dan penuh kasih, seperti yang diajarkan oleh Tuhan.
Menerima Kelebihan dan Kekurangan
Menerima kelebihan berarti tidak membandingkan diri kita dengan orang lain untuk merasa lebih baik daripada mereka. Setiap orang diciptakan Tuhan secara istimewa, dengan kelebihan masing-masing yang telah dikaruniakan oleh-Nya.
Menerima kekurangan berarti menerima segala keterbatasan yang kita miliki, karena Tuhan menerima kita apa adanya. Setiap orang memiliki kekurangan masing-masing, dan kita tidak perlu berkecil hati atas apa yang kita miliki. Ingatlah bahwa kita berharga di mata Tuhan, karena kita diciptakan sesuai gambar dan rupa-Nya.
Menerima kelebihan dan kekurangan adalah bagian penting dari mengasihi diri sendiri. Berhentilah membandingkan diri dengan orang lain, karena setiap manusia diciptakan unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan demikian, kita dapat saling melengkapi satu sama lain dalam kasih yang berasal dari Yesus Kristus.
Dilarang Membenci
Tuhan mengajarkan kita untuk saling mengampuni, dan bahkan mengharuskan hal itu terjadi di antara kita (Matius 6:15). Namun, sebelum kita bisa mengampuni orang lain, kita harus terlebih dahulu mampu mengampuni diri sendiri.
Mungkin kamu pernah melakukan kesalahan yang fatal kepada orang lain atau bahkan kepada dirimu sendiri, sehingga saat kini kamu merasa sulit untuk memaafkan dirimu sendiri. Jika itu yang sedang kamu alami, maka penting bagimu untuk belajar mengampuni diri sendiri. Mengampuni diri sendiri juga berarti menerima segala kelemahan yang ada pada dirimu. Mungkin kamu kesulitan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah, atau sering membuat kesalahan di tempat kerja, toko, atau ladang tempatmu berusaha. Terimalah kelemahan itu sebagai bagian dari dirimu, dan jadikanlah titik awal untuk bangkit menjadi pribadi yang lebih baik.
Mengampuni diri sendiri berarti berdamai dengan diri sendiri dan tidak membiarkan setiap kelemahan bisa menjatuhkanmu. Berdamailah dengan segala kesalahan yang pernah kamu lakukan. Ampunilah dirimu, dan saatnya bangkit untuk menjadi pemenang atas dirimu sendiri.
Merawat Tubuh dan Jiwa
Tubuh kita adalah bait Allah (Gereja), dengan merawat tubuh artinya kita memelihara bait Allah. Jika tubuh kita terawat maka secara tidak langsung mempengaruhi gairah dan semangat dalam menjalani aktivitas sehingga bisa membuat kita lebih mengasihi diri sendiri.
Mulailah berolahraga teratur, mengonsumsi makanan sehat, menjaga pola tidur, dan istirahat yang cukup. Jika perlu kamu bisa menggunakan skin care atau produk kesehatan lainnya.
Selain tubuh kita juga perlu merawat jiwa, merawat jiwa membantu agar tidak mudah stres. Untuk merawat jiwa cukup sederhana yaitu dengan membaca Firman Tuhan, berdoa, mencegah diri dari hal negatif di media sosial maupun lingkungan, dan menghindari hal-hal yang merusak hubungan kita dengan Tuhan.
Bersyukur untuk Diri Sendiri
Puncak dari mengasihi diri sendiri adalah mampu bersyukur untuk diri sendiri, jika sudah bisa bersyukur untuk diri sendiri artinya kamu sudah berdamai dengan diri sendiri, dengan menyadari secara penuh jika kamu itu gambar dan rupa Allah yang sejati.
Perintah Tuhan jelas, bersyukurlah atas segala hal. Bersyukur membuat kamu bisa melihat segala sesuatu dari sudut pandang Tuhan, melihat semua ciptaan itu baik, termasuk dirimu adalah ciptaan Tuhan yang baik.