Menjadi Pribadi yang Penuh Damai Sesuai Firman Tuhan

Penulis: Noldi Krisandi

salib di padang rumput mejadi simbol pentingnya Menjadi Pribadi Penuh Damai

Shalom saudara-saudari yang dikasih oleh Tuhan Yesus.
Kali ini kita akan sama-sama belajar menjadi pribadi yang penuh damai.

Perlu kita ketahui bahwa hidup sebagai pribadi yang penuh damai adalah panggilan bagi semua anak-anak Allah. Yesus sendiri berkata, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah" (Matius 5:9).

Kedamaian bukan hanya keadaan tanpa konflik, tetapi juga kondisi hati yang tenang di tengah badai kehidupan.

Damai Dimulai dari Hubungan dengan Tuhan

Kedamaian hanya dapat kita peroleh ketika hidup dekat dengan Tuhan. Rasul Paulus menulis, "Karena itu, kita, yang dibenarkan karena iman, hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus" (Roma 5:1). Rasul Paulus menegaskan bahwa kita harus hidup dalam damai sejahtera dengan Allah. Jika kita memiliki banyak masalah dengan orang lain, penting untuk melihat apakah hubungan kita dengan Allah dalam kondisi yang baik atau tidak?

Ada 4 fase Untuk mengetahui apakah hubungan kita dengan Allah dalam keadaan baik atau tidak.

Fase Pertama: Tidak menyalahkan Tuhan atas situasi sulit yang sedang kamu hadapi.

Jika kamu tidak pernah menyalahkan Tuhan, artinya kamu lolos fase pertama. Tetapi jika kamu pernah menyalahkan Tuhan atas situasi sulit yang kamu alamai, dapat disimpulkan bahwa kamu memiliki hubungan yang buruk dengan Allah.

Fase Kedua: Rutin berkomunikasi dengan Tuhan.

Seorang yang mengasihi Tuhan tidak mungkin putus hubungan dengan Tuhan. Sama halnya ketika kita mengasihi orang lain, pasti kita ingin selalu berkomunikasi dengan orang tersebut.

Berkomunikasi dengan Tuhan caranya mudah, bisa dilakukan dengan berdoa, membaca serta merenungkan Firman, mendengarkan khotbah, dan bergumul dengan Tuhan dalam setiap aktivitas.

Jika kamu tidak rutin berkomunikasi dengan Allah, artinya kamu memiliki hubungan yang buruk dengan Allah. Kamu harus lolos dari fase kedua dulu, baru bisa masuk dalam fase ketiga.

Fase Ketiga: Memiliki kehausan akan Firman Tuhan

Ketika kita memiliki hubungan yang baik dengan Allah maka secara otomatis kita akan mengasihi Dia, karena Allah adalah kasih. Jika kita mengasihi Allah tentunya kita akan memiliki kehausan akan Firman Tuhan.

Kehausan akan Firman Tuhan akan membuat kita membaca dan merenungkan Firman Tuhan, serta senang mendengarkan khotbah. Hal ini menandakan kita memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi mengenai siapa Tuhan, dan bagaimana cara menyukakan hatiNya. Kehausan akan Firman Tuhan menjadi bukti kita memiliki hubungan yang baik dengan Allah.

Fase Keempat: Melakukan Segala Sesuatu untuk Menyenangkan Hati Tuhan

Fase ini merupakan kelanjutan dari fase ketiga. Ketika kita memiliki kehausan akan Firman Tuhan, langkah berikutnya adalah melakukan segala sesuatu untuk menyenangkan hati Tuhan.

Melakukan segala sesuatu untuk menyenangkan hati Tuhan adalah bukti nyata kita memiliki hubungan yang baik dengan Allah.

Melalui keempat fase ini, dapat diketahui apakah kita memiliki hubungan yang baik atau tidak dengan Allah. Jika kita belum memiliki hubungan yang baik dengan Allah, sangat perlu untuk memperbaiki hubungan tersebut agar kita bisa menjadi pribadi penuh damai.

Belajar Mengampuni dan Mengasihi Sesama

Satu kata yang sulit untuk dilakukan oleh manusia, yaitu Mengampuni. Saya tidak akan panjang lebar menjelaskan tentang pentingnya mengampuni karena saya punya ayat pamungkas untuk hal ini.

"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
- Matius 6:14-15

Mengampuni adalah syarat untuk menjadi pribadi yang penuh damai. Selain itu, mengampuni merupakan perintah langsung Tuhan Yesus yang wajib dilakukan oleh semua orang yang percaya kepada-Nya.

Saya anggap sudah clear ya pembahasan mengenai mengampuni, karena jika kita tidak mengampuni orang lain maka kita tidak mungkin bisa mengasihi orang tersebut.

Untuk menjadi pribadi yang penuh dengan damai, kita sangat perlu mengasihi orang lain. Firman Tuhan secara jelas menegaskan bahkan mengasihi sesama adalah hukum kedua yang posisinya sama dengan hukum mengasihi Tuhan Allah (Matius 22:39)

Berdamai dengan Diri Sendiri

Sering kali kita gagal menjadi pribadi yang penuh damai hanya karena belum selesai dengan diri sendiri.

Mungkin kamu pernah merasa bersalah karena melakukan kesalahan yang cukup fatal, sehingga hal itu menghantui pikiranmu. Jika hal itu terjadi padamu, maka ampunilah dirimu karena Tuhan mengampuni dosa umatnya dan tidak mengingat-ingat dosa itu lagi (Ibrani 10:16-18).

Saat kamu sudah mengampuni dirimu, mungkin masih ada orang yang mengungkit kesalahanmu. Jika hal itu terjadi, kamu harus mengampuni dirimu lagi ketika rasa bersalah itu muncul, kemudian kamu harus mengampuni orang yang mengungkit kesalahan itu. Hal ini memang sulit tapi itu harus dilakukan.

Setelah kamu berhasil mengampuni dirimu sendiri, langkah terakhir untuk menjadi pribadi yang penuh damai adalah menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirimu.

Menerima kelebihan berarti tidak membandingkan diri kita dengan orang lain dan merasa lebih baik dari mereka. Setiap orang diciptakan oleh Tuhan secara istimewa, dengan kelebihan masing-masing sesuai dengan karunia yang diberikan-Nya.

Menerima kekurangan berarti menerima setiap kelemahan yang kita miliki, karena Tuhan menerima kita apa adanya. Setiap orang memiliki kekurangan untuk itulah kita harus saling melengkapi. Kamu berharga di mata Tuhan, karena kamu diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa-Nya.

Hentikan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Setiap manusia diciptakan berbeda, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, agar kita dapat saling melengkapi dalam kasih di dalam Yesus Kristus.

Tahapan yang saya jelaskan sebelumnya adalah langkah-langkah penting untuk menjadi pribadi yang penuh damai. Namun, semua tahapan ini akan menjadi teori yang tidak berguna jika tidak dipraktikkan. Waktunya untuk mempraktikannya agar hidup kita dipenuhi dengan kedamaian.

Saya paham bahwa setiap tahapan ini tidak mudah, tetapi semuanya bisa dilakukan. Kamu tidak perlu melakukan semuanya sekaligus, mulailah dengan satu tahapan dan lanjutkan ke tahapan berikutnya.

Ketika berhasil menjalankan semua tahapan ini, dampaknya akan sangat baik dalam hidupmu. Ingatlah bahwa menjadi pribadi yang membawa damai adalah kewajiban bagi semua anak-anak Allah (Matius 5:9).

Kiranya melalui renungan ini kemuliaan Tuhan selalu nyata dalam hidupmu. Tuhan Yesus Memberkati

Penulis : Noldi Krisandi

Renungan Kasih dan Damai Sejahtera

salib mejadi simbol pentingnya mengasihi diri sendiri

Pentingnya Mengasihi Diri Sendiri

Ketika kita berhasil mengasihi diri sendiri maka kita akan berhasil mengasihi sesama manusia dan selalu hidup dalam damai.

salib di padang rumput mejadi simbol pentingnya Menjadi Pribadi Penuh Damai

Menjadi Pribadi Penuh Damai

Semua orang mencari kedamain, tetapi hanya sedikit yang mau menjadi sumber damai. Mari menjadi pribadi yang membawa kedamaian.

seseorang yang mendapatkan berkat kesejahteraan dari Tuhan

Selalu Hidup dalam Kesejahteraan

Siapa sih yang tidak ingin hidup sejahtera, mari belajar dari Firman Tuhan bagaimana cara untuk selalu hidup dalam kesejahteraan.

sekumpulan orang yang memandang salib agar dapat memberi karena kasih

Memberi karena Kasih

Memberi karena kasih bukan karena gengsi atau untuk investasi, memberi untuk kemuliaan Tuhan bukan untuk dimuliakan Tuhan.


Renungan Keluarga Kristen

Gambar 1

Menjadi Ayah yang Berkenan

Sukses menjadi ayah yang berkenan di hadapan Tuhan sehingga bisa menjadi teladan dalam keluarga yang diberkati Tuhan.

Gambar 2

Menjadi Ibu yang Berkenan

Belajar menjadi ibu yang berkenan di hadapan Tuhan, karena kedamaian dalam keluarga berasal dari seorang ibu yang berkenan dihadapan Tuhan.

Gambar 3

Menjadi Anak yang Berkenan

Pentingnya menjadi anak yang berkenan di hadapan Tuhan dan orang tua sehingga hidup kita penuh damai dan sejahtera.

Gambar 4

Orang Tua Sebagai Teladan

Orang tua harus menjadi teladan bagi anak, karena anak adalah citra dari orang tua itu sendiri | Pentingnya perkenanan Tuhan


Renungan Mengerti Maksud Tuhan

Gambar 1

Makna Salib Yesus bagi Manusia

mengerti makna salib Yesus dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hidup kita selalu berkenan di hadapan Tuhan dan menjadi berkat.

Gambar 2

Tujuan Manusia Diciptakan

Mengerti tujuan Tuhan menciptakan manusia, sehingga hidup kita sesuai dengan rancangan Tuhan yang penuh Damai Sejahtera.

Gambar 3

Maksud Tuhan dalam Kesesakan

Intropeksi diri apakah kesesakan yang kita alami karena rancangan Tuhan atau kesalahan kita, sehingga dapat menemukan maksud Tuhan.

Gambar 4

Berkat Sesungguhnya dari Tuhan

Mengerti berkat sesungguhnya yang diberikan Tuhan || Semua berkat dari Tuhan menciptakan Kedamaian dan Kesejahteraan.